BPS Hadiri Kunker Komisi XI DPR RI di Bali

Komisi XI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja (kunker) Reses Masa Persidangan V tahun 2023-2024 di Provinsi Bali, tepatnya di Kabupaten Gianyar, pada tanggal 5-9 Agustus 2024. Kunjungan ini diikuti oleh tujuh anggota Komisi XI DPR RI yang dipimpin oleh I Gusti Agung Rai Wirajaya. BPS selaku mitra kerja Komisi XI mengikuti pertemuan rapat kunker yang bertempat di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai TMP A Denpasar (5/8). Mewakili BPS, hadir Inspektur Utama BPS, Dadang Hardiwan bersama Tim BPS Provinsi Bali. Selain BPS, mitra kerja Komisi XI DPR RI yang mengikuti pertemuan adalah Badan Pemeriksa Keuangan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian PPN/Bappenas, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Rapat pertemuan dibuka oleh Ketua Tim Kunker Komisi XI yakni I Gusti Agung Rai Wirajaya yang merupakan dari Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Bali. Dalam sambutannya, Komisi XI DPR RI berharap dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai berbagai isu strategis yang berkaitan dengan kebijakan fiskal dan penerimaan perpajakan di Provinsi Bali, serta dapat merumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan tersebut di masa mendatang.

Kemenkeu yang diwakili Suminto, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko menyampaikan beberapa topik penting, antara lain dampak kebijakan fiskal terhadap pembangunan ekonomi, industri, dan pariwisata di Provinsi Bali selama tiga tahun terakhir, target dan realisasi penerimaan perpajakan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Provinsi Bali selama tiga tahun terakhir.

Pada sesi pemaparan BPS, Dadang menyampaikan perkembangan inflasi tahun 2024 dan capaian indikator makro nasional dari Provinsi Bali tahun 2023. Dilihat dari kacamata nasional, kinerja ekonomi Bali tahun 2023 relatif lebih baik. Ekonomi Bali pada tahun 2023 tumbuh sebesar 5,71 persen, di mana lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menjadi salah satu kontributor utama ekonomi Bali mengalami kontraksi pertumbuhan (-0,59%).